Selasa, 19 Agustus 2014

Nama Nada

Suatu ketika gue lagi chatting sama cewek Finlandia, lalu ceritanya gue pengen ngajak dia ngobrol topik yang gue suka yaitu soal musik, dan gue pun bertanya "Hey, do you like music?" yang kemudian dia jawab dengan sangat singkat "Who doesn't?". Gue sempet tergoda untuk jawab "I know who doesn't...deaf people!" tapi gue urungkan karena sangat inappropriate, selain itu karena dari jawaban dia lah gue sadar akan 2 hal; pertama, pertanyaan "Hey, do you like music?" adalah topic starter yang buruk buat ngomongin musik, kedua, well, damn, she's right! I mean...siapa yang gak suka musik? Semua orang yang gue kenal sampe saat ini semua suka musik. Belum pernah gue denger kasus tentang seseorang yang gak suka musik sampe-sampe kalo dia denger musik/lagu dia akan tutup telinganya rapat-rapat lalu teriak minta orang-orang di sekitarnya untuk matiin musik tersebut.

"STOP SINGING 'HAKUNA MATATA'!!!"
Balik ke si cewek Finlandia, setelah sadar betapa bodohnya pertanyaan pertama gue tadi, gue pun bertanya pertanyaan kedua yang kadar bodohnya sedikit berkurang, gue tanya "Why do you like music?" yang kemudian dia jawab...hmm...hey, you know what? Gue lupa akan jawaban dia, karena ini percakapan yang udah lama banget, tapi yah, gue rasa tiap orang punya jawabannya masing-masing soal kenapa mereka suka musik. Umumnya orang akan bilang musik itu menyenangkan, bisa jadi teman penghibur, bisa jadi mood-booster, bisa jadi pengingat masa-masa indah maupun sedih, bisa bikin lupa waktu dan berbagai alasan lainnya. Keuntungan dari mendengarkan musik terasa pada sisi psikologis kita. Musik yang baik akan berdampak baik pada psikologis kita. Kenapa gue tulis musik yang baik, karena di luar sana juga terdapat musik yang "gak baik" yang tentunya akan berdampak "gak baik" pula bagi diri kita.

Buat gue pribadi, musik udah jadi dunia yang sangat deket di kehidupan gue, sangat deket sampe-sampe waktu SMP gue bercita-cita pengen bisa hidup dari musik. Well, saat ini sih gue belum bisa hidup sepenuhnya dari musik, karena dalam perjalanan gue sampe saat ini banyak hal yang gue biarin mengganggu usaha gue merintis karir di musik, selain karena buat hidup dari musik itu emang sulit. Tapi saat ini, sejauh yang gue tau, I may have given up those dreams or I'm still on my way. Karena gue masih mencintai dunia ini. Mungkin gue belum bisa hidup dari musik, tapi musik membuat gue merasa hidup. (Hey, kata-kata yang bagus!)

Gue menemukan kalo gue tipe yang terbuka akan berbagai jenis musik (genre), sama kayak ketika gue memilih teman. Gue akan kesulitan ketika ditanya genre musik apa yang paling gue suka, walaupun gue aktif di genre Pop dan Alternative Rock, gue tetep punya lagu favorit di genre Metal, Swing Jazz atau Country sekalipun. Oh ya, dan gue juga termasuk orang yang bisa "menikmati" lagu instrumental, maksudnya lagu tanpa syair yang gak ada nyanyinya, cuma bunyi-bunyian dari instrumen musik yang dimainin. Bedanya sama lagu ber-lirik atau yang ada nyanyinya, yang biasanya "kisah" yang disampein dari lagunya terbatas sama lirik atau judulnya, cerita atau "penafsiran nada" dari sebuah lagu instrumental bisa berbeda-beda tergantung siapa yang mendengarnya. Lagu instrumental itu ibarat sebuah foto tanpa caption. If a picture is worth a thousand words, then an instrumental piece is worth a million words!

Tetapi kadang ada suatu hal yang menghalangi imajinasi telinga kita ketika sedang menafsirkan sebuah lagu instrumental yang epic, suatu hal yang gue anggap misteri terbesar dari sejarah lagu instrumental, yaitu "judul".

"Judul? Kenapa judul? Bukannya tiap lagu emang ada judulnya?" mungkin lo bakal bertanya seperti ini. Tapi biasanya 'kan judul lagu diambil dari kisah yang dituangkan di syair/liriknya, atau seringnya judul lagu diambil dari sepatah kata atau sepotong bait dari lirik lagunya sendiri. Nah, ini 'kan lagu instrumental, yang notabene tanpa lirik atau nyanyi whatsoever, gimana caranya si nada punya nama? Apa kisahnya sehingga si artis memutuskan ngasih judul "blablabla" tanpa ada "blablabla" apapun di lagunya?

Tiap gue denger suatu lagu instrumental, feeling yang gue dapet ketika denger alunan nadanya kadang suka tersugesti dari judul lagunya. Apalagi kalo si artis dengan sangat jenius memberikan judul yang seolah perfect dengan nadanya. Ambil contoh lagu "Wedding Bell" dari duo gitar akustik asal Jepang Depapepe. Pertama kali gue denger lagu ini beberapa tahun silam, gue merasakan yang namanya mindblown...no, earblown, or eargasm, bukan hanya karena alunan nadanya yang indah, tapi juga karena imajinasi yang tersugesti oleh judul lagunya serasa sangat pas, seolah-olah suasana kita saat itu sedang dalam momen pernikahan. Bahkan suatu ketika gue pernah iseng mainin lagu ini di depan temen gue yang saat itu gak tau ini lagu siapa dan judulnya apa, niat awalnya cuma pengen sekedar ngasih tau lagu berkualitas, tapi ketika gue selesai main si temen gue itu bilang "Anjrit! Lagunya romantis banget! Kalo gue nikah sama cewek gue nanti, lo mau ga maenin lagu tadi di nikahan gue?". Semenjak saat itu gue kadang suka ngebayangin seandainya "Wedding Bell" dikasih judul lain, misalnya judul yang ngegambarin suasana kayak...hmm, pemakaman? Apa "rasanya" akan tetep sama?

"Wedding Bell" hanya satu contoh dari sekian banyak lagu instrumental dengan judul yang tepat, bahkan dari artis yang sama pun masih banyak lagu gitar akustik instrumental yang bagus dengan judul yang tepat pula. Tapi gak semua lagu instrumental punya judul yang tepat, banyak juga lagu bagus yang judulnya seolah-olah si artis bilang "Meh, yang penting ada judul".

Untitled: Judul lagu paling kreatif sepanjang masa
Salah satu contohnya yaitu sebuah instrumental piece karya Steve Jablonsky, beliau ini banyak nyiptain musik buat film-film papan atas hollywood sampe video game macam The Sims 3. Nah, dari sekian banyak karya doi ada satu lagu yang gue suka banget, aslinya soundtrack dari film yang rilis pada tahun 2005, judul filmnya "The Island", filmnya sih sekarang udah gak terlalu diomongin, tapi soundtrack-nya yang berjudul "My Name Is Lincoln" is so epic, mungkin kalo lo nanya sama orang yang movie geek dan suka sama soundtrack film/scoring filmnya, mereka pasti tau lagu ini. Bahkan saking epic lagu ini, sampe-sampe selain buat film aslinya, lagu ini juga dipake buat film epic lainnya, salah satunya jadi lagu trailer dari film "Avatar".

Oke, sekarang mari kita bahas judulnya, kenapa "My Name Is Lincoln"? First of all, lagu ini soundtrack dari sebuah film, dan tokoh utama di film itu bernama Lincoln. Wow, oke, but please, Steve, your song is so epic! Kenapa gak kasih judul kayak misalnya "The Greatest Movie Soundtrack Of All Time"? Oke, cuma bercanda, menurut gue judul lagu ini somehow udah tepat, karena tiap orang yang denger akan dapet "rasa" yang berbeda-beda, gak kayak kasus "Wedding Bell", rasa yang didapat orang yang denger lagu ini gak akan "terganggu" sama judulnya, karena mereka gak terpengaruh kalo misalkan nama mereka bukan Lincoln sekalipun. Yang dicari adalah impact secara emosional yang didapat dari denger lagu itu. Buat gue pribadi, pas pertama kali denger lagu ini gue dapet feeling kayak dapet revelation, seolah-olah semua yang udah gue lakuin di hidup gue selama ini itu salah, tapi gue udah mengakui kesalahan gue, dan gue udah menemukan cara untuk hidup kedepannya dengan lebih baik, dan gue gak perlu ragu, karena gue yakin gue bisa melakukannya. Well, mungkin terkesan sedikit lebay, tapi begitulah kurang lebih gimana telinga gue menerjemahkan nada lagu ini ketika gue pertama kali denger beberapa tahun silam. Oh ya, sayangnya feeling tersebut hanya muncul sekali dan cuma bertahan selama lagu itu dimainkan. Contoh lain ada seorang Blogger yang me-review lagu ini dengan nulis "Denger lagu ini rasanya gue bisa ngelakuin apapun, bahkan mendaki gunung Everest sekalipun!". Di situs lain macam Amazon juga banyak review dari orang-orang yang mendapat efek "powerful" dari lagu ini, dan coba tebak, nama orang-orang itu bukan Lincoln.

"Shut up! The song is about me!...Yes, I'm Lincoln from the movie"
Anyway, buat menemukan lagu instrumental itu lebih sulit dari menemukan lagu biasa dengan lirik, karena gak banyak musisi mainstream yang merilis lagu instrumental, jadi salah satu sumber terbaik itu dari film, dari soundtrack atau scoring film tersebut, contohnya ya kayak "My Name Is Lincoln" tadi. Atau contoh lain, salah satu scoring film yang paling terkenal sepanjang masa, "The Imperial March" nya Darth Vader dari Star Wars.

Sumber lainnya buat lagu instrumental itu dari video game, pada video game banyak terdapat lagu-lagu instrumental atau yang sering disebut "BGM" atau "Background Music", mereka lagu-lagu yang biasanya menjadi latar dari sebuah Level/Stage maupun Menu dari permainan tersebut, namun cenderung terabaikan karena player lebih fokus ke permainan. Walaupun kebanyakan BGM game itu simpel, tapi gue lumayan banyak juga menemukan BGM yang bagus dari semua video games yang pernah gue mainin sampe saat ini. Contohnya kalo lo orang Indonesia yang hidup di masa-masa keemasan Playstation 1, pasti tau sama game "Harvest Moon: Back To Nature", salah satu yang paling memorable dari game ini adalah BGM pas di menu awal, tiap denger lagu ini gue langsung keinget akan sapi-sapi gue, juga istri dan anak gue yang terlantar karena gue gak pernah main game ini lagi. I'm sorry, Ann...

Tapi BGM yang paling fenomenal buat gue itu dari MMORPG Seal Online yang pernah gue mainin kurun waktu 2006-2008. Judul BGM itu "Avec Le Temps", yang mengiringi sebuah kota terbesar di dalam game. Sewaktu masih main game-nya, BGM ini hanyalah sekedar lagu biasa. Tapi kalo gue denger lagu itu sekarang, efeknya bakal kayak makna judul lagunya yang dari bahasa Perancis yang kalo diartikan kurang lebih artinya "Waktu". Yep, ketika gue denger lagu itu gue serasa terbang mengarungi waktu ke masa lalu, mengunjungi kota itu, jalan-jalan, berkenalan dengan player lain, ngobrol, dll. Gue langsung ngerasa gamesick. (plesetan dari "homesick")

"Kota itu"

Oke, so far post ini udah jadi tempat curhat gue tentang cewek Finlandia dan kecintaan gue terhadap dunia musik. Juga jadi tempat berbagi tentang salah satu genre musik kesukaan gue yaitu instrumental. Tapi maksud sebenernya dari post ini adalah gue mau promosi. Di atas gue udah cerita betapa gue deket sama dunia musik, tapi gue deket bukan sekedar pendengar musik aja, gue sedang berusaha menjadi pencipta musik juga, berkontribusi ke playlist lagu dari planet bumi. Gue mulai suka nyiptain lagu sejak kelas 2 SMA, beberapa udah berhasil gue rekam, tapi selama ini hanya gue anggap sekedar buat kepuasan pribadi aja, gue belum pernah berusaha menyebarluaskan karya-karya gue, hingga saat ini, gue sedang ada proyek bikin halaman Soundcloud buat lagu-lagu ciptaan gue, sejauh ini udah ada beberapa lagu yang berhasil gue upload, gue ngelakuin ini sebenernya hanya sekedar mau ngetes udah seberapa jauh musikalitas gue, apa bisa isi kepala gue diterima sama orang lain? Karena itulah gue mau "numpang" promosi lewat blog ini, karena blog ini juga salah satu proyek gue yang lain. Oh ya, dibilang menyebarluaskan pun juga kurang tepat, karena gue akan lebih menyebarkan perlahan. Seandainya ada karya gue yang memang layak untuk menyebar luas, biarkanlah si nada yang berbicara :)

Oh ya, buat halaman Soundcloud gue bisa klik dimari: soundcloud.com/12th-bridge

Yoi, gue akan mengawali karir musik gue yang baru dengan nama "12th Bridge", gak ada arti khusus, nama itu diambil dari alamat rumah gue di Bekasi, haha. Kalo ditanya kenapa gak pake nama sendiri, yah tadinya "12th Bridge" itu bakal jadi nama side project duet gue sama temen gue, tapi kemudian dia harus kerja di luar kota, jadi yaa daripada akunnya nganggur...

Anyway, terima kasih udah baca dan wish me luck guys :)

P.S: Gue mungkin akan "numpang" nge-post lirik lagu-lagu gue yang ada di Soundcloud di blog ini. Jadi mungkin beberapa post kedepan isinya bakal cuma untaian-kalimat-acak-dalam-bahasa-inggris-yang-gue-sebut-lirik.

Tidak ada komentar: